"Proses Berfikir"

Saya pernah mendengar pepatah yang mengatakan bahwa "berfikir adlah suatu pekerjaan yang berat, makanya sedikit sekali yang mau mengerjakannya. jika ada orang-orang yang melakukan sesuatu dan selalu bersama-sama maka hanya satu orang yang berfikir." Saya tidak membenarkan ataupun menyalahkan asumsi/pepatah ini, tidak ada hak saya untuk itu. Saya mesti mengambil posisi netral disini, karena ketika misalnya saya ingin membenarkan ataupun menyalahkan asumsi seseorang, maka saya harus bisa mempertanggung-jawabkan asumsi saya, dan bersedia di kritik karena telah mengkritik. Mengambil posisi di tengah-tengah memang terkesan takut, tapi bukan berarti kita penakut, rasa mawas diri harus di tekankan disini, sifat takabur harus di kubur dulu dalam-dalam, lalu menggalinya kembali ketika kita sudah siap menanggung semua konsekuensi yang akan ditimbulkan. Tapi jikalau kita masih awam, dalam artian bahwa kita belum banyak mengetahui kesesuatuan sesuatu, ada baiknya kita mengambil posisi netral sebagai pilihan lalu mempertanyakan kebenarannya (informasi). Sayangnya, banyak sekali orang yang hanya sekedar membenarkan asumsi suatu kelompok, tenggelam dalam hegemoni yang melucuti pola pikir, lupa akan kerancuan yang akan timbul karena tak mau berfikir, mungkin berfikir memberatkan mereka, tapi bukan saya. Informasi yang datang dari berbagai sumber, di telan mentah-mentah, di jadikan rujukan tanpa mau mempertanyakan kesemuanya. Seorang penasihat adolf hitler(saya lupa namanya) pernah mengatakan "sepotong dusta yang diteruskan berulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran." saya takut apa yang ada dalam anggapan awam sebagai kebenaran, sebenarnya hanyalah sepotong dusta yang diteruskan berulang-ulang. Tak ada yang benar-benar mau membongkar kemapanan selama itu masih ada dalam batas wajar, norma tak tertembus,tak terlucuti, dan membatasi gerak kita dalam ruang lingkup moralitas. Saya teringat moto dari senior "tidak berfikir kafir" katanya, maka dari itu berfikirlah, hilangkan kemalasan kita dalam berfikir, agar tidak memunculkan informasi yang hanya menginginkan pembenaran dari satu subjek, usahakan diri menjadi subjek bukan objek, mempertanyakan, dan menggali setiap informasi agar tidak mudah di eksploitasi dan tidak membenarkan hoax.

Ini bukan apa-apa, hanya proses berfikir.

Andi sultan (error)

Comments

Popular Posts