Cerpen part 1, Sahabat

''Tom, tolong belah kayu di samping rumah nak, ibu mau memasak nasi untuk makan siangmu bersama adekmu.''
     ''Aduh, knp selalu aku sih yg di suruh,bu." protes tom kepada ibunya
"lalu siapa lagi yg ibumu ini harus suruh nak, adekmu masih kecil dan belum sanggup melakukan pekerjaan berat. sementara bapakmu, dia sudah tidak di sini lagi, nak."
      "iya bu, aku sudah tau itu, tapi kan,,,,,,"
"hm, sudahlah. Biar ibu kerjakan sendiri kalau kamu tidak mau, kau memang anak yg tidak bisa di andalkan.'' kata ibu tom dengan sedikit emosi
       "baiklah bu, biar aku saja yg kerjakan." ketus tom
Tom tenggelam dalam lamunannya, dlm percakapan bersama ibunya beberapa tahun yang lalu. Tom tidak sadar bahwa ia masih berada di tongkrongan bersama teman-temannya, sampai joni menepuk pundaknya dan menyadarkan lamunannya.
       "apa yg kau pikirkan anak muda, knp raut mukamu muram sekali? tanya joni mengaggetkan
" ah, nggak ada apa-apa kok. Aku cuman lagi berfikir tentang apa yang akan kita lakukan di masa depan." jawab tom
joni dan tom memang selalu bersama-sama kemanapun mereka pergi. Mereka dipertemukan ketika keduanya mendaftar di universitas yg sama, hanya saja beda jurusan, itulah mengapa ketika sama-sama tidak memiliki mata kuliah mereka selalu mengisi jam kosong dengan pergi menongkrong tidak jelas, entah di kantin, ataupun rumah kosong tua di sekitaran kampus hanya untuk meracau tidak jelas. Mereka berdua seperti sekeping hati terpisah yg dipersatukan kembali, oleh apa? tuntutan masa depan.
Dalam tongkrongan mereka yg di rumah kosong, mereka tidak pernah berdua saja. Beda ketika di kantin kampus, tom dan jon harus selalu puas dgn candaan mereka meskipun hanya berdua. Dirumah kosong, ada jack, anak yatim piatu,pemulung, dan tunawisma yang di era serba modern seperti saat ini masih saja memegang teguh adat purba yang nomaden. Tom dan joni bertemu dengan jack ketika mereka berdua pertama kali menemukan rumah kosong itu sebagai tongkrongan baru karena bosan selalu nongkrong di kantin kampus yang disesaki oleh kerumunan yg diperbudak oleh dirinya sendiri. Mereka bertemu beberapa tahun yg lalu, akrab dan menjadi sahabat. mereka memiliki jadwal tongkrongan yang memang sudah disepakati sejak pertemuan pertama mereka, bahwa mereka harus selalu bertemu minimal sekali dalam satu minggu untuk memakmurkan rumah kosong yg penuh debu itu. Karena hanya di sana, ketika kesunyian menemukan keakrabannya, lalu ketiganya menyatu dengan kesunyian dirumah kosong itu, meracau bersama, tentang hidup yang wajahnya begitu mengerikan bagi ketiganya.
           Tom masih saja memikirkan perkataan ibunya, yg di dalam lamunannya tadi, bahwa sebagai anak laki-laki, ia tidak bisa di andalkan. Bagi tom, masa depannya terlihat suram. ia tidak memiliki keahlian apa-apa selain meracau dan menongkrong tidak jelas. Memikirkan perkataan ibunya yg kembali dari masa lalu, tom menjadi tidak bersemngat meracau dlm tongkrongan di rumah kosong itu. Pikirannya selalu menyuruhnya menepis anggapan ibunya itu.
       "ayo kita bubar saja, aku lagi tidak bersemangat bercanda nih." kata tom kpd kedua temannya
"apa,,,?" kata kedua temannya itu dgn serentak
"aku merasa tidak enak badan hari ini" ujar tom
"ya sudah, sini aku antar pulang." sahut joni
Sementara kedua sahabat itu berjalan pulang meninggalkan jack seorang diri, diapun menggumam dalam hati. '' hm, kedua sahabatku ini belum pernah merasakan berenang dalam lumpur kehidupan yg kotor ini, dan jangan sampai itu terjadi. kalian tidak boleh sepertiku kawan." gumam jack, sembari berlalu membawa karung yg berisi plastik dipundaknya.

Comments

Popular Posts