Aborsi

Sumber gambar: Google

"Cobalah perlahan-lahan. Tidak usah buru-buru, nanti juga bakal normal lagi seperti biasa!!" Sambil memperlambat jalannya, si pria mencoba mengingatkan.

"Tapi kau tahu tidak semudah itu. Kita melakukannya setiap saat; di kamar, di ruang tamu, di mobil, bahkan di dapur rumahku. Dan dengan mudah kau menyuruhku melakukan itu??!!! Dulu aku mengikuti begitu saja yang kau ingin lakukan padaku. Aku berusaha yang terbaik dan memberikan semua milikku, bahkan yang paling berharga sekalipun." Si wanita menatap ke pria dengan tatapan kosong, marah dan penuh penyesalan.


"Oh, ayolah!! Kau juga suka itu bukan?"

"Iya, sampai aku tahu rasanya menyesal telah melakukannya."

"Aku juga menyesal sudah membuatmu menyesal. Tapi tidak ada gunanya menyesali yang sudah terjadi. Lagi pula waktu akan menghapus semuanya. Sudahlah, mari tunggu waktu yang menyelesaikannya!!"

"Kau mencoba lari dari kenyataan."

"Tidak. Aku tidak sedang ingin lari dari kenyataan. Itu pikiran logis dan realistis, ku pikir." Si pria mengambil rokok di saku celananya, membakarnya, dan menghembuskannya ke langit malam yang mendung.

"Kau selalu bicara omong kosong saat sedang bingung atau ketakutan. Aku tahu itu."

"Siapa bilang aku takut? Aku cuma lagi mencoba berpikir logis. Dan itu normal, mengingat kita punya masalah sebesar ini."

"Normal kau bilang!! Tidak. Kau dari tadi lebih banyak bicara omong kosong dan tidak ada gunanya. Waktu tidak mungkin menyesaikan masalah kita, tanpa kita bertindak dan tahu apa yang harus dilakukan."

"Jadi, menurutmu apa yang harus kita lakukan. Mungkin dengan membuangnya?"

"Kau terlalu jahat dengan berkata seperti itu."

"Aku tahu. Tapi dengan membiarkannya merasakan kejamnya dunia, di mana kelaparan, kemiskinan dan peperangan di mana-mana, aku pikir, bukan pilihan yang baik juga."

"Jadi kau berpikir harus membunuh dan membuangnya? Kau egois."

"Sudahlah, tidak usah membuatnya rumit dengan pertengkaran!!"

"Tapi kau yang mulai."

"Baiklah. Aku salah telah membuatmu terpancing untuk marah. Maafkan aku, oke!!

"Maaf saja tidak cukup."

Mendung di langit malam itu tidak bisa lagi bertahan lebih lama, hujan turun. Dan pantai terasa lebih kesepian dari sebelumnya. Orang-orang tertidur pulas. Hujan turun deras sampai pagi.

Comments

Popular Posts