Bagaimana Kabarmu?


Saling bertanya kabar ke keluarga atau teman, sudah semestinya dilakukan. Itu dasar dan aturan yang tidak tertulis. Umumnya memang wajar, mengingat manusia mahkluk sosial. Orang bisa dekat satu sama lain dilihat dari intensitas pertemuannya, saling bisa bertatap muka. Sekarang sudah era media sosial, dan orang-orang tanpa mengenal, sudah bisa saling menyapa dengan hanya melihat foto. Apa ini bisa disebut interaksi sosial?

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Kita perlu keluar bertemu banyak orang, saling menyapa atau berjabat tangan. Itu umum.

Tapi dunia tidak bisa cuma dilihat dari pandangan umum saja. Ada banyak karakter manusia, dari mulai yang nyaman berada di kerumuman sampai yang tidak menyukainya sama sekali. Dan orang tidak menyukai kerumunan, bukan berarti tidak suka bertemu orang lain. Ini kembali ke sifat dasar manusia makhluk sosial. Bisa jadi mereka hanya mau bertemu orang yang dikenalnya saja, dan ini tidak buruk. Tidak melulu interaksi mematok kuantitas, kualitas juga penting.

Saya lagi-lagi harus mengutip teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow masalah ini. Dalam teorinya, Maslow membagi kebutuhan manusia jadi lima tingkatan. Pertama kebutuhan dasar (fisiologis), ini menyangkut sandang, pangan, dan papan. Kedua, kebutuhan untuk merasa aman. Ketiga, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Keempat, kebutuhan untuk dihargai. Dan lima, aktualisasi diri. Kelima kebutuhan ini saling terkait.

Satu saja dari lima tingkatan tidak terpenuhi, bisa meruntuhkan pondasi dalam diri manusia. Manusia bakal sangat rapuh. Pada tanggal 14 Desember 2012 ada kejadian penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook, Amerika Serikat. Pelakunya, Adam Lanza, masuk ke sekolah tersebut dan menembaki sekitar 20 orang siswa termasuk ibunya sendiri.

Dari kasus Adam Lanza ini kita perlu belajar. Dikabarkan Adam Lanza seseorang yang anti sosial. Ia tidak hanya tidak mendapat perhatian dari orang banyak, bahkan ibunya sendiri. Bahaya seseorang yang merasa tidak mendapat panggung dari dunia luar, kalau tidak terhadap diri sendiri, ya, bisa jadi untuk orang lain. Kasus bunuh diri misalnya, ini terjadi karena tidak seorang pun yang merasa peduli dan menolongnya. Bahkan sampai ada orang mengutuki mereka yang melakukan bunuh ini. Ini tidak benar.

Penting sekali sebagai manusia untuk saling bertukar kabar. Kalimat seperti "Bagaimana kabarmu?", bisa sangat berarti bagi orang lain. Kita tidak pernah tahu bagaimana hal-hal kecil berdampak besar untuk hidup seseorang. Bisa saja seseorang tidak jadi meminum racun, atau memotong pergelangan tangannya atau mengikat lehernya ke tali, dengan hanya menemukan pesan di handphone mereka berisi dua kalimat itu.

Pada akhirnya hidup memang tentang memenuhi kebutuhan. Manusia butuh eksis (atau dianggap eksis) agar bisa melanjutkan perjalanan yang di tempa hidup yang keras. Sementara kenyataan mendorong dirinya semakin maju, di sisi lain dari kehidupan, bisa saja ada yang memilih berhenti. Makanya perlu ada yang membawa cahaya, untuk menelanjangi kegelapan.

Comments

Popular Posts