Franz Kafka; Memaksa Tanpa Paksaan


"Sedikit cerita ini terjadi saat tadi hujan turun, saya di kamar seperti biasa, memenuhi jadwal membaca yang sudah jarang saya lakukan. Saya kedinginan dan mulai memanaskan air di dispenser untuk membuat teh. Lalu segera mengambil novel yang saya simpan di kursi, karya Franz Kafka, judulnya Sidang."

Membaca Kafka, punya kesan unik dan menarik buat saya. Meskipun sudah jarang baca buku, dan hanya membukanya sekali dua kali, Franz Kafka dengan novelnya sungguh tidak biasa. Gaya bahasa yang tidak bertele-tele dan penuturan ringan, membuat saya tenggelam di dalamnya. Saya merasa seperti jadi bagian novel itu, berperan di dalamnya, meskipun harus puas dengan hanya menatap Josef K. (tokoh utama dalam novel) dari kejauhan.

Syahdan, ini juga seperti saya menemukan seorang guru dengan perawakan bersahaja, tinggi, dimana kerutan diwajahnya menandakan sisa-sisa terakhir hidupnya, dan bilang ke saya, "Beginilah cerita yang baik dan menarik." Saya sampai dibuat kaget, melebihi yang dirasakan tokoh utama ketika mendapati dirinya ditangkap tanpa tahu kesalahan yang dibuatnya apa.

Ada rasa petualangan serba tanggung yang saya rasakan, mirip Josef K. yang selalu berakhir gagal mendapat apa yang diinginkannya dari ketiga wanita yang buat dia terpesona; Nona Burtsners, istri penerima tamu pengadilan, dan Leni. Saya rasa itulah keajaiban dan kejeniusan Kafka, membuat kita selalu ingin tahu misteri tanpa paksaan sedikitpun. Tidak ada kesan memojokkan, tapi akan selalu menemukan diri kita bertanya-tanya; apa yang terjadi selanjutnya?

Tidak terasa, meskipun sudah jarang baca, penanda buku sudah sampai di tengah. Di bab yang saya baca terakhir kali, tepatnya tadi pagi, Josef K. di datangi pamannya dari kampung untuk menanyakan perkara pengadilan yang menimpanya. Pamannya punya solusi mempertemukan K. dengan pengacara, sahabatnya. Tapi cerita malah berakhir dengan kekecewaan dari pamannya, karena K. malah bertemu Leni perempuan simpanan sahabat pamannya itu, di ruang kantor sang pengacara.

"Kamu mungkin membantu menyebabkan keruntuhan totalnya, dan akan demikian mempercepat kematian seorang pria yang kamu tergantung padanya. Dan kamu meninggalkan aku, pamanmu, menunggu berjam-jam di luar sini dalam hujan, hanya merasa, aku benar-benar basah kuyup." Kalimat paman K. ini, menjadi penutup tanda menuju bab selanjutnya.

Akhirnya, saya memindahkan penanda buku di bab selanjutnya, dan menutup novel ini dengan harapan bisa lebih banyak membaca karya agung milik Franz Kafka.

Comments

Popular Posts